KLASIFIKASI TIPE IKLIM
I. Klasifikasi Schmidt - Fergusson
Schmidt dan Fergusson menggunakan dasar adanya bulan basah dan bulan kering seperti yang dikemukakan oleh Mohr. Perbedaan terdapat pada cara mencari bulan basah dan bulan kering. Hal ini juga merupakan alasan pembagian iklim tersendiri untuk Indonesia. Menurut Mohr bulan basah dan bulan kering berdasarkan Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Klasifikasi bulan menurut Mohr
Jenis bulan
|
Curah hujan/bulan
|
Bulan basah
|
³ 100
|
Bulan lembab
|
60-100
|
Bulan kering
|
£ 60
|
Schmidt dan Fergusson mendapatkan bulan basah dan bulan kering bukan mencari harga rerata curah hujan untuk masing-masing bulan tetapi dengan cara tiap tahun adanya bulan basah dan bulan kering dihitung kemudian dijumlahkan untuk beberapa tahun kemudian direrata. Hal ini mengingat, jika digunakan harga rerata masing-masing bulan adanya bulan basah dan bulan kering yang tiap tahun bergeser kemungkinan sekali tidak nampak pada harga rerata bulan basah.
Jumlah rerata bulan kering dan bulan basah didapat dari data hujan seluruh Indonesia antara tahun 1921 – 1940 dengan menghilangkan tempat-tempat yang mempunyai data sepuluh tahun.
Berdasarkan besarnya nilai Q, Schmidt dan Fergusson menentukan tipe hujan di Indonesia, yang disajikan pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Fergusson
II. Klasifikasi Koppen
Dasar klasifikasi Koppen adalah rerata curah hujan dan temperatur bulanan maupun tahunan. Tanaman asli dilihat sebagai kenampakan yang terbaik dari keadaan iklim sesungguhnya, sehingga batas iklim ditentukan dengan batas hidup tanaman. Koppen mengenalkan bahwa daya guna hujan terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman tidak tergantung pada hanya jumlah hujan tapi juga tergantung pada intensitas evaporasi yang menyebabkan hilangnya air yang cukup besar, baik dari tanah maupun dari tanaman.. Hubungan intensitas evaporasi dan daya guna hujan ditunjukkan dengan hubungan antara hujan dan temperatur. Misalnya: jumlah hujan yang sama yang terjadi di daerah iklim panas atau terpusat pada musim panas yang berarti evaporasi besar, adalah kurang bagi tanaman daripada yang jatuh di daerah beriklim sejuk. Walaupun demikian metode untuk mengukur daya guna hujan ini tidak begitu memuaskan.
Koppen menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mencirikan tipe iklim. Tiap tipe iklim terdiri dari kombinasi dan masing-masing huruf mempunyai arti sendiri-sendiri. Koppen membagi bumi dalam 5 kelompok iklim, yaitu :
A. Iklim Hujan Tropika (Tropical Rainy Climates)
Iklim ini diberi simbol A. Daerah yang mempunyai temperatur bulan terdingin lebih besar daripada 18°C (64°F) termasuk iklim ini yang dibagi menjadi beberapa tipe iklim, yaitu:
1) Tropika Basah (Af)
Daerah yang termasuk tipe iklm ini harus memenuhi syarat di atas dan daerah bulan terkering hujan rerata lebih besar dari 60 mm.
2) Tropika Basah (Am)
Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering. Tipe ini memiliki bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering. Bulan-bulan kering dapat diimbangi oleh bulan basah, sehingga pada daerah-daerah yang demikian basah terdapat hutan yang cukup lebat.
3) Tropika Basah Kering (Aw)
Jumlah bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering sehingga vegetasi yang ada adalah padang rumput dengan pepohonan yang jarang.
B. Iklim Kering (dry climate)
35% of Earth's land surface , evaporation exceeds precipitation
1) Iklim steppe (Bs) : desert / precipitation < 1/2 evaporation
2) Iklim padang pasir (Bw) : precipitation > 1/2 evaporation
C. Iklim sedang (humid mesothermal climate)
27% of Earth's total surface area , 55 % of world's population , Warmest month > 50 degrees F, Coldest month > 32 degrees F but < 64.4 degrees F
1) Iklim sedang dengan musim panas yang kering (Cs – dry summer subtropical climate) :Dry summer / "Mediterranean"
2) Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (Cw) : winter dry period
3) Iklim sedang yang lembab (Cf) : no dry season / all months > 1.2 in. precip.
D. Iklim dingin (humid microthermal climate)
21% of Earth's land surface (7% total surface) , warmest month > 50 deg F , coldest month < 32 deg F , great variability in temperature , snow climates , only in mountains in the southern hemisphere
1) Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (Dw) : dry winter
2) Iklim dingin tanpa pernah kering (Df) : no dry period
E. Iklim kutub (polar)
warmest month below 50 degrees F
1) Iklim tundra (Et) : tundra and ice cap
2) Iklim es- salju abadi (Ef) : cold, ice climates
III. Klasifikasi Oldeman
Sistem klasifikasi iklim menurut Oldeman digunakan terutama pada lahan padi sawah lahan kering. Atas dasar pertimbangan bahwa curah hujan lebih besar atau sama dengan 200 mm per bulan dianggap cukup untuk usaha padi sawah, sedang untuk tanaman palawija curah hujan minimal 100 mm per bulan dianggap cukup. Umur padi sawah diperkirakan cukup selama 5 bulan. Oldeman membagi beberapa zone agroklimat seperti yang disajikan pada Tabel 3.1.
![]() |